Hak dan Kebebasan Beragama Di Afghanistan

Afghanistan pernah menjadi rumah bagi beberapa komunitas non-Muslim yang signifikan, relatif bebas untuk mempraktikkan agama mereka masing-masing. Namun hari ini, banyak dari mereka yang melarikan diri dari negara atau tetap merahasiakannya. Islam adalah agama negara, dan Islam Sunni adalah agama yang dominan di Afghanistan. Pemerintahan politik di negara ini terutama didorong oleh rezim fundamentalis, yang berupaya menegakkan cita-cita Islam Ortodoks. Konstitusi Afghanistan yang diumumkan pada tahun 2004 menyatakan bahwa negara tersebut akan menjadi Republik Islam dan agama suci Islam akan menjadi agama Republik Islam Afghanistan. Namun, agama-agama lain bebas untuk menjalankan keyakinan mereka di dalam batas-batas hukum. Lebih lanjut dinyatakan bahwa tidak ada hukum lain yang bertentangan dengan ajaran dan ketentuan agama Islam di negara tersebut.

5. Praktek Keagamaan di Afghanistan Kuno

Para arkeolog memperkirakan bahwa manusia hidup di wilayah yang sekarang disebut Afghanistan sekitar 50.000 tahun yang lalu. Peradaban Indus yang meliputi sebagian besar Afghanistan saat ini dihuni oleh suku-suku Iran yang diperintah oleh Media sampai 500 SM. Pada 300 SM Alexander Agung menaklukkan wilayah itu, dan selama dua milenium berikutnya daerah itu diduduki oleh suku-suku yang berbeda dan diperintah oleh berbagai kerajaan sampai abad ke-7 ketika Islam diperkenalkan. pekerjaan, yang mempengaruhi agama-agama penduduk. Agama seperti itu adalah Budha, Hindu, Zoroastrianisme, penyembahan berhala, dan penyembahan Surya

4. Pengantar dan Penyebaran Islam di Afghanistan

Islam diperkenalkan ke Afghanistan modern mulai pada abad ke-7 melalui penaklukan Arab di wilayah tersebut. Pada 720 M, penduduk Afghanistan memeluk Islam dalam jumlah besar. Konversi ini lebih lanjut difasilitasi oleh para penggemar Islam, yang menyatakan perang terhadap orang-orang yang tidak percaya pada Islam. Para misionaris Muslim juga memengaruhi sejumlah konversi. Pada abad ke-10, Islam telah menjadi dominan di Afghanistan. Bahasa Arab menjadi digunakan secara luas, pendidikan dalam disiplin ilmu seperti filsafat, matematika, dan kedokteran berkembang pesat dan arsitektur Arab diadopsi.

3. Pengaruh Westernisasi dan Marxisme: 1838-1992

Sebelum pendudukan Inggris di Afghanistan, negara itu diperintah oleh klan Barakzai, di bawah kepemimpinan Dost Mohammad Khan dari tahun 1826 dan seterusnya. Tiga perang terjadi antara Afghanistan dan Inggris, yang memuncak pada kemerdekaan Afghanistan pada tahun 1919. Upaya westernisasi di Afghanistan difasilitasi oleh Emir dan Raja Amanullah di abad ke-19, yang dipengaruhi oleh cita-cita sosialis. Aturan kode berpakaian untuk wanita santai selama masa pemerintahannya, dan burqa dijadikan pakaian opsional. Sekolah untuk anak laki-laki dan perempuan juga didirikan. Amanullah menelanjangi pemimpin agama dari sebagian besar kekuatan mereka dan meningkatkan perdagangan luar negeri. Dia mendirikan militer modern lengkap dengan persenjataan barat. Dia juga mendeklarasikan Afghanistan sebagai negara sekuler dan mengadopsi konstitusi baru yang menjamin hak-hak sipil. Amanullah juga mengurangi kekuatan aristokrasi kesukuan dan mereformasi sistem pajak di Afghanistan. Reformasi-reformasinya mendapat perlawanan dari kaum Muslim Ortodoks, dan dia kemudian diasingkan.

Cita-cita sosialis telah berakar di Afghanistan bahkan setelah pengasingan Amanullah, dan Partai Demokrat Rakyat Komunis Afghanistan dibentuk. Komunis, yang mengamati Marxisme, naik ke kekuasaan politik ketika aliansi kuat dengan Uni Soviet disemen mulai tahun 1950.

Komunisme mencapai kekuatan maksimumnya di negara itu pada 1978 ketika Noor Muhammad Taraki menjadi Presiden dan mendeklarasikan Afghanistan sebagai negara sosialis. Taraki memulai upaya untuk memberikan lebih banyak kebebasan kepada perempuan, meningkatkan tingkat pendidikan dan mereformasi kebijakan pertanahan. Dia akhirnya dieksekusi oleh orang-orang puritan Islam, yang sangat menentang program modernisasinya. Uni Soviet kemudian menginvasi Afghanistan dan kaum Muslim fundamentalis akhirnya menguasai Afghanistan pada tahun 1992.

2. Dominasi Muslim Sunni di Afghanistan Modern

Islam adalah agama resmi negara di Afghanistan saat ini. Kekuatan politik sebagian besar dilakukan oleh para pemimpin agama Muslim, pengikut gerakan fundamentalis. Hukum di negara ini didasarkan pada hukum Syariah dan ditegakkan secara ketat pada semua warga negara karena hukum tersebut tidak memberikan jalan hukum bagi non-Muslim. Islam mendominasi kehidupan sosial warga Afghanistan, karena mereka mengamati praktik keagamaan Islam seperti sholat dan liburan. Mayoritas Muslim adalah penganut Sunni.

1. Minoritas Agama di Afghanistan Hari Ini

Di antara begitu banyak Muslim di Afghanistan, komunitas kecil yang mempraktikkan agama lain masih ada. Komunitas-komunitas ini adalah Sikh, Hindu, Kristen, Yahudi, dan Baha'i. Komunitas ini memiliki jumlah pengikut yang kecil, yang terus menurun selama bertahun-tahun karena emigrasi ke luar negeri. Statistik komprehensif minoritas agama di Afghanistan sebagian besar tidak tersedia karena sejumlah besar dari mereka mempraktikkan agama mereka secara rahasia.