Frederick Douglass - Tokoh Penting dalam Sejarah AS

Masa muda

Terlahir sebagai budak di sebuah perkebunan di Talbot County, Maryland pada tahun 1818, Frederick Augustus Washington Bailey dipisahkan dari ibunya pada usia dini, dan dibesarkan oleh neneknya. Sekitar usia delapan, ia dibawa ke Baltimore untuk melayani sebagai pelayan rumah untuk Hugh dan Sophia Auld, yang merupakan kerabat tuannya. Di sanalah ia pertama kali mulai belajar huruf-huruf alfabet dari Sophia. Hugh menjadi marah ketika dia menemukan ini, dan melarang Sophia memberikan pelajaran lebih lanjut sebagai tanggapan. Frederick muda kemudian mengambilnya sendiri untuk belajar membaca dan menulis dari anak-anak kulit putih di sekitar lingkungan itu. Pada usia 20, dan setelah beberapa upaya sebelumnya yang gagal, Frederick akhirnya berhasil membuat jalan ke New York dengan pengantin wanita yang baru saja diambilnya. Dia bepergian dengan nama baru, Frederick Douglass, yang akan disimpannya selama sisa hidupnya.

Karier

Dalam otobiografinya, Frederick Douglass memuji The Columbian Orator, yang ia temukan sekitar 12 tahun, untuk membantunya membentuk lebih jelas dan kemudian memperluas pandangannya tentang hak asasi manusia. Setelah pindah ke New York, Douglass bergabung dengan sebuah gereja dan menghadiri pertemuan abolisionis. Pertemuan-pertemuan ini adalah di mana Douglass pertama kali bertemu William Lloyd Garrison, seorang pemimpin abolisionis kulit putih dan penulis The Liberator. Garrison akan menjadi mentor bagi Douglass untuk beberapa waktu sesudahnya, sampai pandangan mereka terbukti terlalu berbeda untuk rekonsiliasi. Pada tahun 1841, Douglass memberikan pidato di Masyarakat Anti-Perbudakan Massachusetts di Nantucket, dan diminta untuk menjadi pembicara reguler untuk masyarakat. Dia tinggal bersama masyarakat selama tiga tahun, dengan demikian meluncurkan karirnya sebagai orator dan abolisionis yang disegani.

Kontribusi Besar

Douglass membuat sejumlah kontribusi penting untuk sejarah Amerika, beberapa di antaranya yang paling penting dicatat dalam tulisannya sebagai otobiografi dan surat kabar. Selain antislavery dan hak asasi manusia secara umum, Douglass juga merupakan pendukung hak-hak dan hak pilih perempuan. Selama Perang Sipil Amerika, Douglass akan menggunakan pengaruhnya untuk menasehati Presiden Abraham Lincoln tentang perlakuan terhadap tentara kulit hitam, dan pentingnya hak pilih kulit hitam untuk budak yang baru dibebaskan dan sudah menjadi 'orang bebas'. Meskipun dia terlalu tua untuk ambil bagian dalam perang sebagai seorang prajurit, dia terus menulis dan berbicara menentang perbudakan saat bekerja untuk merekrut pasukan kulit hitam untuk Tentara Uni. Pada tahun 1872, terlepas dari kurangnya pengetahuan atau persetujuannya, ia juga akan menjadi orang kulit hitam pertama yang muncul dalam Surat Suara Presiden AS, yang melakukannya dalam upaya untuk Wakil Presiden AS.

Tantangan

Ketika seorang pria kulit hitam yang belajar sendiri melarikan diri dari perbudakan, Douglass dihadapkan dengan banyak kesulitan. Sebelum melarikan diri, ia disuruh bekerja untuk Edward Covey, seorang petani dengan reputasi sebagai "pemecah budak". Pria itu terus-menerus melecehkan Frederick yang saat itu berusia 16 tahun, dan hanya berhenti setelah kehilangan konfrontasi fisik terhadapnya. Ketika dalam perjalanan ceramah, bukan hal yang tidak pernah terjadi bagi Douglass untuk dikejar dan dipukuli oleh massa yang marah. Setelah ia menerbitkan otobiografinya yang pertama pada tahun 1845, berjudul Narrative of the Life of Frederick Douglass, seorang Budak Amerika, Douglass harus melarikan diri ke Eropa untuk menghindari penangkapan kembali, meskipun buku itu sukses. Bahkan setelah bukunya diterbitkan, banyak yang masih meragukan bahwa penulis yang fasih seperti itu bisa dilahirkan sebagai budak.

Kematian dan Warisan

Pada tanggal 20 Februari 1895, pada usia 77, Douglass menderita karena serangan jantung atau stroke, setelah kembali ke rumah dari berbicara pada pertemuan Dewan Nasional Perempuan di Washington DC. Ribuan orang menghadiri pemakamannya untuk memberikan penghormatan, dan ia dilantik ke dalam Hall of Fame Penulis New York pada 2010. Ada, dan terus ada, banyak potret dan patung yang didirikan untuk menghormatinya, dan sekolah serta taman dinamai menurut namanya. Bahkan setelah bertahun-tahun sejak kematiannya, Douglass terus diingat dan dihormati sebagai pemimpin yang berpikiran maju dalam gerakan kemanusiaan, hak-hak wanita, dan antislavery. Dia sering dianggap sebagai pemimpin Afrika-Amerika terpenting pada masanya.