Bikini Atoll, Kepulauan Marshall - Tempat Uji Bom Hidrogen Pertama

Bikini Atoll terletak di utara Kepulauan Marshall. Atol ditemukan pada abad ke-16 oleh penjelajah Spanyol. Pulau itu adalah pulau perumahan yang penting sampai akhir Perang Dunia Kedua ketika digunakan untuk pengujian senjata nuklir. Pulau ini tetap menjadi sinus yang tidak dapat dihuni karena banyaknya unsur radioaktif di tanah, air, dan bahkan tanaman. Bikini Atoll adalah atol penting baik bagi penduduk asli dan dunia sebagai bukti perannya dalam zaman nuklir dan sejarah alam dan manusia yang terjadi di sana sebelumnya. Dengan demikian, telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Budaya (UNESCO).

5. Geografi Fisik -

Bikini atoll memiliki total 23 pulau karang yang mengelilingi laguna. Pulau-pulau ini memiliki ketinggian maksimum 7 kaki, dan medan yang sebagian besar tertutup oleh air saat pasang naik. Meskipun atolnya relatif kering, ia memiliki tanah subur yang mendukung pertumbuhan kelapa. Kelapa dieksploitasi untuk produksi minyak kopra. Bikini Atoll terutama panas dan lembab dengan suhu tahunan berkisar antara 27 dan 29 Derajat Celcius.

4. Bikini Atoll Sebelum Dan Selama Perang Dunia II -

Bikini telah dihuni sejak zaman kuno. Kota ini ditangkap selama Perang Dunia I oleh Jepang yang menduduki pulau itu sampai Perang Dunia Kedua. Sementara Jepang adalah administrator, urusan lokal diserahkan kepada para pemimpin tradisional. Penduduknya sebagian besar adalah petani subsisten dan nelayan. Perang Dunia II melihat pulau itu berfungsi sebagai menara pengawal penting bagi tentara Jepang yang juga menjaga pulau itu dari invasi Amerika selama Pertempuran Kwajalein. Pertempuran itu dipicu oleh penangkapan pulau-pulau oleh tentara Amerika. Tentara Jepang di pulau itu melakukan bunuh diri untuk menghindari penangkapan oleh pasukan Amerika. Setelah Perang Dunia Kedua dan selama perang dingin, Amerika terlibat dalam membangun senjata nuklir yang mampu menghancurkan massal. Kepulauan Bikini dipilih sebagai tempat pengujian.

3. Pengujian Senjata Nuklir -

Pejabat Angkatan Darat dan Angkatan Laut AS merelokasi penduduk kepulauan itu di bawah arahan Presiden Harry Truman setelah identifikasi Bikini Atoll sebagai tempat yang paling cocok untuk pengujian senjata nuklir karena jaraknya dari laut dan tidak adanya lalu lintas udara reguler di pulau itu. Penduduk pulau sementara dipindahkan ke Atol Rongeric di mana mereka menghadapi masalah kelaparan dan kemudian pindah ke Pulau Kili. Periode pengujian berlangsung antara tahun 1946 dan 1958. Yang digambarkan di atas terjadi pada tahun 1952. Sebanyak 23 "mega-bom" diuji 20 di antaranya menjadi bom hidrogen. Pengujian dilakukan di darat, bawah laut, di udara, dan di laut untuk menguji efektivitas senjata nuklir dan kelayakannya di lingkungan yang berbeda.

2. Habitat dan Keanekaragaman Hayati Alam -

Bikini Atoll kaya akan terumbu karang dan memiliki banyak spesies ikan asli, termasuk tuna dogtooth, barracuda, dan sirip biru. Meskipun pada awalnya terumbu mengandung sejumlah bahan radioaktif yang beracun karena pengujian nuklir, mereka telah pulih secara substansial dalam beberapa tahun terakhir.

1. Ancaman Lingkungan dan Pengakuan Situs Warisan Dunia -

Program pengujian senjata nuklir meninggalkan jejak bahan radioaktif seperti Cesium-137 yang menghancurkan lingkungan alam dan membuat bagian-bagian pulau itu tidak dapat dihuni. Tes juga menyebabkan keracunan sumber daya ikan yang menjadi berbahaya untuk dikonsumsi manusia. Bikini Atoll ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2010 karena signifikansinya dalam era nuklir terutama uji coba nuklir dan bukti kehancuran nuklir. Situs ini juga merupakan situs budaya penting untuk pengaruh pengujian senjata terhadap budaya dunia serta arsitektur yang ada oleh masyarakat Bikini.