Siapa Steve Biko?

Steve Biko adalah seorang aktivis yang berjuang melawan apartheid di Afrika Selatan. Dia mengorganisir kampanye akar rumput melawan apartheid di bawah apa yang dia beri nama 'Gerakan Sadar Hitam.' Saat mengejar gelar sarjana kedokteran di Universitas Natal, Biko mendaftarkan diri di Persatuan Nasional Mahasiswa Afrika Selatan (NUSAS), sebuah badan yang memperjuangkan persamaan hak. Dimasukkannya kaum liberal kulit putih di NUSAS membuat Biko mempertimbangkan kembali keefektifan aktivisme politik multi-rasial, dan menyebabkan Biko membentuk Organisasi Pelajar Afrika Selatan (SASO), yang ia harap akan menarik keanggotaan dari orang kulit hitam Afrika.

Masa muda

Bantu Stephen Biko lahir pada 18 Desember 1946, dari Mzingaye Mathew Biko dan Alice Biko. Dia dibesarkan di King William's Town, tempat ayahnya bekerja sebagai seorang perwira polisi. Namun, kondisi kerja yang buruk yang dialami oleh ibunya, yang dipekerjakan sebagai pekerja rumah tangga, yang mempolitisasi Steve Biko. Ayahnya meninggal ketika Steve berusia empat tahun, meninggalkan ibunya yang menganggur untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Biko belajar di St. Andrews Primary School selama dua tahun sebelum pindah ke Charles Morgan Higher Primary, yang berbasis di Ginsberg. Penampilannya yang baik menginspirasi masyarakat untuk menawarkannya kesempatan pada tahun 1964 untuk belajar di sekolah Lovedale yang bergengsi, yang berlokasi di Eastern Cape. Namun, ia kemudian diusir karena diduga mengembangkan hubungan dengan Poqo, cabang bersenjata Kongres Pan Afrika.

Aktivisme

Biko tertarik pada hukum, tetapi berkecil hati oleh teman-teman dekat yang memandang hukum itu terlalu dekat dengan aktivisme politik. Karena itu, ia memilih obat bukan dengan harapan mengamankan masa depan yang lebih baik. Sebagai anggota NUSAS, ia menghadiri konferensi Gerakan Kristen Universitas pada Juli 1968, yang diadakan di Stutterheim, Afrika Selatan. Di sinilah anggota kulit hitam, kebanyakan dari mereka adalah orang Afrika, memutuskan untuk mengadakan konferensi lain pada bulan Desember tahun yang sama untuk tujuan perencanaan pembentukan organisasi hanya untuk siswa kulit hitam.

Pada Juli 1969, Organisasi Pelajar Afrika Selatan (SASO) secara resmi diluncurkan, dan kebijakan serta konstitusi pedoman disetujui. Biko tidak berkontribusi secara substansial ke tahap awal, berharap untuk memperkuat kepemimpinannya saat kelompok berkembang. Sebagai seorang pembaca, Biko banyak meminjam dari tulisan Malcolm X dan Frantz Fanon, individu-individu yang gelisah karena Kesadaran Hitam, sebuah ideologi yang telah ia kembangkan. Pada tahun 1971, dalam salah satu manifesto SASO, ideologi Kesadaran Hitam, disebut “sikap pikiran, cara hidup.” Prinsip dasar Kesadaran Hitam adalah bahwa orang kulit hitam harus menolak semua sistem nilai yang berupaya menjadikan mereka orang asing di negara kelahiran mereka, dan mengurangi martabat manusia dasar mereka.

Tahun-Tahun Terakhir dan Kematian

Meskipun Biko dilarang bepergian ke luar King William's Town, ia pergi ke Cape Town dengan tujuan bertemu Neville Alexander, seorang presiden Gerakan Persatuan. Ketika ia kembali ke Kota Raja William, Biko ditangkap dan dipenjara di berbagai kantor polisi dalam kondisi yang sulit. Dia dipukuli dengan serius oleh petugas, mengakibatkan pendarahan otak dan kemudian komplikasi lain yang menyebabkan kematiannya pada 12 September 1977.