Siapa Perdana Menteri Inggris pada tahun 1939?

Masa muda

Winston Leonard Spencer Churchill lahir pada 30 November 1874 di Istana Blenheim, Oxfordshire, Inggris. Sebagai anggota Partai Konservatif, ia menjabat sebagai perdana menteri Inggris dua kali, dari 1940 hingga 1945, dan sekali lagi dari 1951 hingga 1955. Churchill dibesarkan oleh seorang pengasuh, dan pendidikan awalnya dimulai di St. George's School, Ascot dekat Brighton, ketika ia berusia 7 tahun, kemudian melanjutkan ke Brunswick School dan akhirnya Harrow School. Di sekolah, ia acuh tak acuh pada studinya, dan mendapat nilai buruk meskipun sangat cerdas. Menurut Institut Lehrman, Churchill muda, berbeda dengan penggambarannya sebagai orang dewasa, dianggap sebagai anak nakal, orang iseng, dan non-konformis. Sejak usia muda Churchill terpesona dengan militer, dan mendaftar di Royal Military College, Sandhurst, ketika dia berusia awal dua puluhan.

Bangkitlah untuk Berkuasa

Karier politik Churchill dimulai pada tahun 1900, setelah menjalankan tugas sebagai tentara dan jurnalis, di mana kapasitasnya ia bepergian ke negara-negara seperti Kuba, Afghanistan, Mesir, dan Afrika Selatan. Dia terpilih sebagai Anggota Parlemen untuk Oldham, tetapi pada tahun 1904 membelot ke Partai Liberal, di mana selama satu dekade ia naik ke peringkat yang lebih tinggi. Dengan Partai Liberal berkuasa, Churchill adalah salah satu arsitek dari Kampanye Gallipoli yang gagal pada Perang Dunia Pertama (1915-1916), di mana 44.000 tentara Sekutu tewas. Merusak, Churchill mengundurkan diri. Pada saat Perang Dunia Kedua pecah, pada tahun 1939, peringatan Churchill tentang bahaya Hitler ketika dia keluar dari politik terbukti benar. Dia kemudian menggantikan Neville Chamberlain sebagai Perdana Menteri pada tahun 1940, setelah diangkat di House of Commons oleh pemerintah koalisi semua partai.

Kontribusi

Sebagai Perdana Menteri, Churchill mengilhami Inggris dan sekutunya untuk berperang melawan Nazisme Hitler dari tahun 1940 hingga 1945 selama Perang Dunia II. Dia menjalin aliansi Inggris dengan Josef Stalin, pemimpin Uni Soviet, dan Franklin Roosevelt, Presiden AS, untuk memerangi Hitler, Nazi Jerman, dan tentara negara-negara sesama Axis lainnya. Selama perang, pidatonya yang inspirasional dan kuat menjelaskan perlunya perang, melarang pembicaraan yang mengalahkan, dan memberi harapan kepada sebuah negara di bawah pengepungan. Ketika London dibom oleh pesawat tempur Jerman Luftwaffe, Churchill tetap, dan secara teratur mengunjungi situs-situs yang dibom. Ini membuat dia disukai orang-orang, yang semakin melihat pemimpin mereka sebagai salah satu dari mereka.

Tantangan

Setelah menjadi Perdana Menteri pada tahun 1940, tantangan utama Churchill adalah menjaga moral bangsa tetap tinggi, terutama setelah Tentara Inggris lolos dari penangkapan di Dunkirk. Untuk menang melawan Nazisme, Churchill memiliki tugas yang sulit meyakinkan Roosevelt dan Stalin untuk bergabung dengan Inggris dalam memerangi Jerman. AS dan Uni Soviet bukan sekutu sebelumnya, dan Churchill dikatakan sebagai perekat yang menyatukan aliansi besar tiga negara ini.

Kematian dan Warisan

Winston Churchill meninggal pada tanggal 24 Januari 1965, karena komplikasi terkait stroke. Kegigihannya selama Perang Dunia II menorehkannya dalam gambar-gambar kebesaran di antara orang Inggris biasa, sejarawan, dan para pemimpin dunia lainnya. Pada tahun 2002, sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh British Broadcasting Corporation (BBC) melihat Churchill terpilih sebagai "Warga Inggris Terbesar" sepanjang masa, di depan nama-nama seperti Oliver Cromwell, John Lennon, Horatio Nelson, Ratu Elizabeth I, Isaac Newton, Putri Diana, dan Charles Darwin. Retorika Churchill yang kuat membedakannya dari politisi lain di zamannya. Bahkan ketika keluar dari Parlemen pada akhir 1930-an, dia memperingatkan terhadap praktik peredaan Hitler di Inggris. Churchill menganjurkan cita-cita demokratis, dan menjalin hubungan khusus Anglo-Amerika di seberang kolam. Dia tidak malu ketika tiba saatnya untuk membuat keputusan sulit, seperti memerintahkan penghancuran armada Prancis sehingga tidak akan jatuh ke tangan Jerman pada tahun 1940. Namun, ia menerima banyak kritik di masanya untuk apa yang dikatakan beberapa orang. adalah sikap ekonomi yang terlalu konservatif, dan untuk mematuhi permintaan Stalin untuk menguasai Eropa Timur sebagai imbalan karena tidak ada Yunani yang jatuh di bawah pengaruh Soviet.