Serangan Bajak Laut Modern Berdasarkan Negara

Sampai saat ini, pembajakan relatif belum pernah terjadi di media berita kontemporer. Namun, praktik ini telah mendapat perhatian internasional dalam beberapa tahun terakhir (terutama aktivitas pembajakan Somalia di lepas pantai Afrika). Sebagai tanggapan, sebuah koalisi internasional telah dibentuk untuk menangkis para perompak di sepanjang pantai Somalia. Koalisi telah menikmati tingkat keberhasilan yang tinggi, dan pembajakan di sana telah diredakan secara signifikan. Namun demikian, praktik tersebut telah menyebar ke rute laut utama lainnya di seluruh dunia, dari Asia Tenggara dan Mediterania, ke Afrika Barat dan Amerika Tengah. Pembajakan seperti itu merupakan ancaman nyata bagi perjalanan maritim, dan menjaga petak besar lautan terbuka terbukti sangat sulit. Pemolisian laut lepas membutuhkan input sumber daya yang besar, baik secara moneter maupun dalam hal peralatan. Selain itu, upaya keamanan maritim semacam itu tidak dapat mewujudkan keberhasilan penuh kecuali jika ada kerjasama di tingkat internasional.

Perompak modern cenderung menyerang kapal kargo dan kapal penangkap ikan, yang memiliki komoditas yang siap dijual di pasar gelap, dan karenanya jarang mengarahkan perhatian mereka pada kapal pesiar. Geng bajak laut yang lebih kecil, yang tidak memiliki sumber daya untuk menyita muatan yang diangkut, malah akan sering kali naik kapal untuk mencuri sejumlah besar uang tunai yang dibawa kapal untuk penggajian dan biaya pelabuhan, dan kecenderungan belakangan ini adalah penculikan anggota kru yang lebih sering. untuk ditukar dengan uang tebusan.

Bidang Utama Pembajakan Maritim

Indonesia

Indikasi umum adalah bahwa pembajakan cenderung berkembang dalam apa yang dikenal sebagai 'choke points'. Misalnya, di perairan sekitar Indonesia, telah terjadi peningkatan aktivitas bajak laut, menjadikannya reputasi air yang paling banyak dibajak oleh bajak laut dunia. Selat Malaka adalah pusat bagi banyak aktivitas perompak di Indonesia. Volume tinggi barang-barang berharga yang melintasi selat membuatnya menjadi posisi yang rentan terhadap serangan kekerasan.

Somalia

Pembajakan telah menjadi masalah di Somalia setidaknya sejak tahun 2000. Ketidakstabilan di negara itu membuat keberadaan penjaga pantai nasional menjadi tidak mungkin, dan kapal-kapal besar mengambil keuntungan dari situasi dengan memasuki perairan Somalia. Menanggapi invasi, populasi nelayan setempat membentuk kelompok defensif sebagai hasilnya. Kelompok-kelompok ini membajak kapal-kapal asing yang masuk secara ilegal. Ketika pembajakan mereka menjadi semakin menguntungkan, itu menjadi operasi yang lebih besar. Beginilah aktivitas bajak laut di Somalia dimulai.

Nigeria

Sama seperti Somalia, pembajakan mulai menjadi masalah besar di Nigeria pada awal 2000-an. Aktivitas bajak laut di sekitar pantai Nigeria canggih dan sangat berkembang, dengan biaya sekitar 2 milyar USD per tahun. Tidak seperti aktivitas bajak laut di Samudra Hindia atau pantai Somalia, pembajakan di Teluk Guinea dekat Nigeria tampaknya tidak hanya meningkat, tetapi tampaknya semakin dan semakin ganas.

Memerangi Bajak Laut Modern

Upaya anti-pembajakan internasional telah efektif dalam menurunkan jumlah total insiden pembajakan dari puncak hampir lima ratus serangan pada tahun 2010 menjadi sekitar setengahnya pada tahun 2014. Mudah-mudahan, tren ini akan terbukti berkelanjutan dalam jangka panjang. Pembajakan harus diperlakukan seperti kejahatan lainnya dan, seperti upaya untuk mengurangi kejahatan secara umum, mengakhiri pembajakan di laut lepas akan melibatkan peningkatan situasi sosial ekonomi masyarakat secara global, terutama di negara-negara pantai yang menjadi tempat subur bagi pembajakan. Upaya-upaya ini perlu diintensifkan secara khusus di Asia Tenggara, yang telah mencatat hampir tiga perempat dari semua serangan bajak laut. Untuk negara-negara di pantai barat Afrika, membangun pemerintahan yang stabil kemungkinan akan sama pentingnya untuk memerangi pembajakan seperti pemolisian yang ketat di pantai-pantai di sana.

Kapal-kapal saat ini semakin menggunakan mekanisme pertahanan terhadap pembajakan, seperti kawat berduri, pagar listrik, selang air bertekanan tinggi, dan bahkan kreasi berteknologi tinggi seperti 'senjata suara'. Teknologi baru ini berasal dari BAE Systems, dan merupakan meriam laser yang tidak mematikan yang dapat digunakan melawan target yang bergerak lebih dari satu mil jauhnya yang akan membingungkan para bajak laut potensial.

Pembajakan merupakan ancaman yang sangat unik dan serius bagi ekonomi global, karena sebagian besar perdagangan internasional terjadi melalui transportasi laut. Akibatnya, diperlukan strategi internasional yang solid untuk menangani momok ini. Untuk melakukan itu, kerja sama internasional perlu lebih dari sekadar menangkap dan menuntut para bajak laut, dan melihat penyebab kemiskinan yang dapat mengubah banyak individu menjadi kehidupan kejahatan maritim. Ini termasuk tata kelola yang buruk, korupsi, dan kurangnya pendidikan yang melanggengkan siklus kemiskinan. Kecuali masalah-masalah ini diselesaikan, pembajakan tidak mungkin berkurang di laut lepas.

Serangan Bajak Laut Modern Berdasarkan Negara

  • Lihat informasi sebagai:
  • Daftar
  • Grafik
PangkatWilayahJumlah Serangan Bajak Laut
1Indonesia43
2Somalia31
3Nigeria22
4Teluk Aden10
5India7
6Bangladesh7
7laut Merah7
8pantai Gading6
9Peru4
10Selat Singapura4