Louis XIV dari Perancis: Pemimpin Dunia dalam Sejarah

Masa muda

Louis XIV lahir pada tanggal 5 September 1638, di Chateau de Saint-Germain-en-Laye, putra Raja Louis XIII dari Perancis dan Ratu Anne dari Austria. Dia kemudian dikenal sebagai "Raja Matahari". Louis muda sangat dekat dengan ibunya, Ratu Anne. Karena usia tua ayahnya, selama masa kecilnya dia dipuji sebagai pemimpin untuk mengambil alih takhta ayahnya. Sebagai hasilnya, ia menerima pendidikan yang praktis dan bukan ilmiah. Ayah baptisnya, Ketua Menteri Kardinal Jules Mazarin, mengajarinya dalam sejarah, politik, dan seni, sementara gubernurnya, Nicholas de Neufville, ditunjuk untuk mengawasinya.

Bangkitlah untuk Berkuasa

Pada 14 Mei 1643, ketika Louis XIV baru berusia empat tahun, ayahnya meninggal. Louis XIV menggantikan ayahnya menjadi raja, menjadi raja ketiga dari Keluarga Bourbon, sementara ibunya, Ratu Anne, menjadi Bupati Prancis. Dia memilih Mazarin sebagai menteri utama, yang menyebabkan pemberontakan dan, kemudian, perang saudara habis-habisan pada tahun 1648. Perang saudara, yang kemudian dikenal sebagai Fronde, tidak akan padam sampai 1653. Louis XIV dinyatakan usia pada tahun 1654, tetapi masih harus mendengarkan Mazarin dan nasihatnya. Akhirnya, ketika Mazarin meninggal pada bulan Maret 1661, Louis dapat mengambil kendali pribadi pemerintah, dan menyatakan bahwa ia akan memerintah sejak saat itu tanpa seorang menteri utama.

Kontribusi

Selama masa pemerintahannya, Louis XIV membentuk reformasi sistematis yang secara efektif mengelola defisit Prancis, dan mempromosikan pengembangan industri. Dia berhasil memperbaiki sistem perpajakan yang kacau balau, dan juga memerintahkan agar lebih banyak bangsawan Prancis diharuskan membayar pajak juga, dengan harapan meningkatkan pendapatan domestik dan membuat para bangsawan lebih bergantung secara fiskal kepadanya dan mahkota. Selain reformasinya kepada pemerintah dalam negeri, Louis XIV juga memprakarsai sejumlah program dan lembaga untuk mengembangkan dan menyebarkan budaya Prancis. Yang paling menonjol dari ini termasuk Akademi Prasasti dan Belle-Lettres didirikan pada 1663, diikuti oleh Royal Academy of Music pada 1666.

Tantangan

Selama tahun-tahun awal masa pemerintahannya, kebijakan luar negeri Spanyol dan kekuatan hegemoniknya yang berkembang menjadi ancaman besar bagi Prancis. Berambisi dan bertekad bulat, Louis XIV meluncurkan Perang Devolusi pada 1667 melawan Spanyol Belanda. Perang ini berlangsung satu tahun, dan berakhir ketika Prancis menyerah dan mengembalikan tanah itu ke Spanyol. Dia kemudian mengobarkan Perang Prancis-Belanda dari tahun 1672 hingga 1678, memperoleh banyak tanah di wilayah Flanders. Langkah-langkah asing yang agresif ini memimpin Spanyol, Inggris, dan Kekaisaran Romawi Suci untuk membentuk Aliansi Besar melawan Prancis. Memerangi Aliansi Besar ini dalam Perang Sembilan Tahun (juga dikenal sebagai Perang Liga Augsburg) sangat menguras sumber daya keuangan dan tenaga kerja Perancis, dan melihat batas teritorialnya dibentuk kembali karena keduanya memperoleh dan kehilangan tanah.

Kematian dan Warisan

Empat hari sebelum ulang tahunnya yang ke 77, Louis meninggal karena gangren di Versailles, pada tanggal 1 September 1715. Tubuhnya dibaringkan di Basilika Saint-Denis di luar Paris. Selama masa pemerintahannya selama 72 tahun, ia mencapai banyak keberhasilan militer dan diplomatik, yang memperluas wilayah Prancis dan menciptakan perbatasan yang lebih dapat dipertahankan. Transformasi-transformasi ukuran dan bentuk negara ini sebagian besar melindungi Prancis dari invasi asing hingga masa Revolusi Perancis. Perkembangan yang dipromosikannya dalam budaya dan seni memiliki pengaruh mendalam, dan banyak orang saat ini mengaitkan keunggulan global Budaya Prancis yang terlihat hari ini dengan apa yang datang dari upaya ini. Namun, pengeluaran luar negeri dan militernya yang sangat besar, serta pengeluaran domestiknya yang sama mewahnya, memiskinkan negara itu, dan dipandang sebagai pemicu langsung pergolakan dalam beberapa dekade setelah kematiannya. Desakannya untuk monarki absolut, yang dialami banyak orang Prancis sebagai penindasan tirani, menjadi pemicu utama Revolusi Prancis yang akan meletus pada akhir abad ini.