Bagaimana Fosil Dibentuk?

Sebuah fosil adalah sisa-sisa yang dilestarikan, jejak, atau kesan suatu organisme dari zaman geologis sebelumnya yang dipadatkan dalam batuan. Fosil-fosil dapat mencakup cangkang, tulang, exoskeleton, jejak batu, rambut, minyak, kayu yang membatu, sisa-sisa DNA, bulu, dan batu bara. Ukuran fosil bervariasi dari sangat kecil hingga sangat besar. Mikrofosil hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop, seperti serbuk sari dan bakteri, sedangkan makrofosil dapat mencapai ketinggian beberapa meter dan menimbang beberapa nada, seperti sisa-sisa tulang dinosaurus dan pohon-pohon yang membatu. Fosil dapat dibentuk dengan berbagai cara tergantung pada kondisi eksternal dan jenis jaringan organisme.

Proses Fosilisasi

Fosilisasi dimulai ketika suatu organisme mati dan dengan cepat ditutup atau dikubur oleh sedimen. Ini sering terjadi di dekat badan air, seperti sungai, danau, atau laut. Lapisan-lapisan sedimen melindungi sisa-sisa dari kekuatan pembusukan, seperti bakteri dan pelapukan. Namun, sedimen tidak cukup melindungi sisa-sisa tetapi memperlambat proses dekomposisi. Seiring waktu, bagian berdaging organisme membusuk, meninggalkan bahan keras seperti kerang, tulang, dan gigi.

Setelah ribuan tahun, sisa-sisa akhirnya berubah menjadi batuan padat yang keras. Kadang-kadang air meresap melalui batu dan menyapu sisa-sisa, tetapi karena batu di atas kaku dan keras, itu tidak runtuh ke ruang kosong tetapi membentuk cetakan alami organisme.

Fosil juga dapat terbentuk ketika air membawa mineral ke dalam cetakan di mana ia mengeras, dan bentuk-bentuk adalah cetakan alami dari organisme. Meskipun materi asli tersapu, gips menciptakan reproduksi hewan atau tanaman yang hampir sama persis. Organisme tubuh lunak seperti nyamuk, lalat, dan semut jarang menjadi fosil dengan cara ini tetapi dapat menjadi fosil dalam resin lengket.

Jenis-jenis Fosil

Fosil-fosil termasuk sisa-sisa kehidupan purba yang dibekukan dalam lapisan es atau gletser kutub, atau sisa-sisa kering yang ditemukan di lapisan garam dan gua. Mereka juga dapat disimpan dalam waktu lama di dalam ambar atau lapisan tanah liat yang padat.

Organisme mineral atau fosil tubuh, seperti kayu yang membatu dan tulang dinosaurus, adalah jenis fosil yang umum.

Ichnofossil atau jejak fosil termasuk jejak, lubang, sarang, atau kotoran. Jejak fosil tidak membuktikan keberadaan suatu organisme tetapi menunjukkan perilaku suatu organisme yang diduga telah ada.

Chemofossils atau fosil kimia adalah protein atau senyawa organik yang ditemukan dalam batuan dan termasuk batubara, minyak bumi, dan sebagian besar bahan bakar fosil.

Berapa umur fosil?

Tidak semua yang tersisa adalah fosil. Ahli paleontologi sepakat bahwa sisa-sisa hanya dapat memenuhi syarat sebagai fosil jika mereka setidaknya berusia sepuluh ribu tahun. Fosil terbaru berasal dari organisme yang dinyatakan punah dalam 20.000 tahun terakhir, seperti mammoth berbulu, sedangkan fosil tertua yang diketahui adalah ganggang laut yang berasal dari 3, 48 hingga 4, 1 miliar tahun.

Situs Fosil Terkemuka

Titik Kesalahan, Situs Warisan Dunia UNESCO di Newfoundland dan Labrador dikenal mengandung fosil Ediacaran yang mewakili kehidupan multiseluler tertua di Bumi.

Mississippi Petrified Forest berisi hutan yang terbentuk lebih dari 30 juta tahun yang lalu sebelum dihanyutkan ke hilir dan dibatu.

Joggins Fossil Cliffs, Situs Warisan Dunia UNESCO di Nova Scotia, Kanada terkenal dengan koleksi fosilnya, yang mewakili kehidupan di ekosistem hutan hujan sekitar 310 juta tahun yang lalu.