Apa Itu Tailing Bauksit Atau Lumpur Merah?

Tailing bauksit, lebih sering disebut lumpur merah, adalah zat limbah yang dibuat selama produksi aluminium oksida. Bahan itu disebut lumpur merah karena warnanya yang merah. Pakar industri percaya bahwa lebih dari 77 miliar ton zat diproduksi setiap tahun. Pengelolaan limbah dalam jumlah besar ini adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi industri aluminium.

Komposisi Red Mud

Penelitian telah menunjukkan bahwa tailing bauksit terdiri dari kombinasi oksida logam dan padat. Komponen utama dari lumpur merah adalah besi oksida yang memberikan zat warna merah. Selain besi oksida, zat utama lain dalam lumpur merah termasuk titanium oksida, residu aluminium oksida, dan silika. Jumlah zat dalam lumpur merah tergantung pada kualitas bauksit serta kondisi yang digunakan selama proses ekstraksi. Tailing bauksit bersifat basa dengan pH yang berkisar antara 10 hingga 13 yang terutama disebabkan oleh sejumlah besar oksida logam dalam senyawa tersebut. Lumpur merah dianggap beracun dan berbahaya bagi lingkungan terutama karena alkalinitasnya.

Produksi Lumpur Merah

Tailing bauksit diproduksi selama Proses Bayer yang merupakan metode pemurnian bauksit yang paling umum digunakan untuk aluminium oksida. Perkiraan menunjukkan bahwa sekitar 95% dari aluminium oksida yang diproduksi di dunia dibuat melalui Proses Bayer. Setelah bijih bauksit diekstraksi dari tambang, bijih ini dibawa ke pabrik di mana ia disuling. Proses memperoleh aluminium oksida membutuhkan suhu dan tekanan tinggi. Natrium hidroksida digunakan untuk mengekstrak aluminium oksida. Proses menghasilkan residu padat yang kemudian dihilangkan. Beberapa natrium hidroksida yang digunakan dalam proses dibiarkan di dalam limbah yang menaikkan pH-nya. Residu melewati beberapa proses untuk mendaur ulang natrium hidroksida dan membuat proses pemurnian seefisien mungkin. Daur ulang natrium hidroksida juga menurunkan alkalinitas lumpur merah yang membuatnya lebih aman untuk disimpan dan ditangani.

Pembuangan Lumpur Merah

Di masa lalu, sebagian besar perusahaan membuang lumpur merah mereka ke laguna dan kolam yang beberapa di antaranya dibuat di lokasi bekas tambang bauksit. Sebagian besar lumpur merah yang dibuang ke laguna berada pada konsentrasi sekitar 20%. Perusahaan lain membangun bendungan dan membuang lumpur merah di dalam bendungan. Perusahaan-perusahaan juga biasa membuang tailing ke sungai dan laut melalui jaringan pipa. Beberapa pemerintah di seluruh dunia membuatnya ilegal bagi perusahaan untuk membuang lumpur merah di laut yang menghentikan praktik tersebut. Perusahaan terpaksa mengadopsi metode penyimpanan lain seperti penumpukan kering. Melalui metode ini, lumpur merah menebal ke titik di mana hampir 50% dari itu terdiri dari padatan. Lumpur merah kemudian diendapkan agar kering.

Penggunaan Lumpur Merah

Lumpur merah memiliki berbagai kegunaan seperti produksi semen dan konstruksi jalan. Lumpur merah juga merupakan sumber zat besi yang signifikan.