Apa itu Perang Gerilya?

Perang gerilya adalah bentuk perang perang yang diperjuangkan oleh penduduk sipil atau orang-orang yang bukan bagian dari militer konvensional. Dalam kebanyakan kasus, pejuang gerilyawan (gerilyawan) berusaha menggulingkan atau memberontak terhadap pemerintah, militer konvensional, atau pemberontak saingan. Pertempuran gerilya melibatkan penggerebekan, penyergapan, dan sabotase terhadap instalasi yang rentan. Gerilyawan bertempur di tanah air mereka dan dalam banyak kasus mereka didukung oleh penduduk setempat. Mereka akrab dengan lanskap dan medan di mana mereka gunakan untuk keuntungan mereka saat meluncurkan dan menangkis serangan. Gerilyawan berperang melawan unit polisi atau militer yang lebih besar, berbenteng, tetapi kurang bergerak. Mereka meluncurkan serangan mendadak menggunakan persenjataan ringan tetapi menjaga pertempuran mereka singkat untuk menghindari menjadi sasaran oleh senjata lebih berat dan lebih canggih yang digunakan oleh militer konvensional.

Strategi Perang Gerilya

Peperangan gerilya terjadi antara saingan dengan kekuatan yang tidak setara. Ini adalah perang tidak teratur yang berupaya mengalahkan musuh dan menarik dukungan perhatian lokal dan internasional dengan mengorbankan musuh. Strategi memperbesar dampak dari kekuatan kecil yang bergerak pada kekuatan yang lebih besar dan rumit. Kampanye gerilya yang sukses melemahkan musuh melalui beberapa serangan terkoordinasi, akhirnya memaksa lawan untuk mundur.

Taktik Perang Gerilya

Gerilyawan menghindari konfrontasi langsung dengan unit besar musuh tetapi lebih suka menggunakan unit kecil dan bergerak untuk menyerang. Tujuannya bukan untuk menimbulkan korban massal dalam satu serangan tetapi untuk melemahkan musuh dengan menghabiskan sumber dayanya. Aset terbesar mereka adalah mobilitas, kejutan, penyergapan, kerahasiaan, unit-unit kecil, dan pengetahuan tentang medan. Kelompok gerilya juga mengandalkan penghancuran aset yang sangat penting bagi lawan menggunakan perangkat peledak. Mereka membatasi mobilitas musuh dengan menghancurkan jembatan dan memotong komunikasi dengan meledakkan tiang. Mereka mengandalkan dukungan politik dan logistik dari penduduk dan komunitas internasional. Gerilyawan menanamkan diri di komunitas lokal dan menggunakan orang-orang sebagai perisai manusia. Gerakan gerilya modern merekrut anak-anak sebagai pejuang, penjaga pintu, pengintai, dan mata-mata.

Perbandingan dengan Terorisme

Gerakan gerilya berbeda dari aksi terorisme, tetapi para pejuang (seringkali pemerintah) menyebut gerilya sebagai teroris untuk merendahkan dan membenarkan penggunaan kekuatan. Tidak seperti kelompok teroris, pejuang gerilya bekerja sebagai unit bersenjata di posisi terbuka. Mereka tidak menghindar dari melibatkan pasukan pemerintah dalam pertempuran dan sering memberikan tekanan untuk mengendalikan penduduk.

Taktik gerilya dalam Perang Modern

Pemberontak modern telah mengadopsi taktik gerilya untuk berperang melawan pasukan pemerintah. Tentara Korea Utara menggunakan seni melawan pasukan Amerika dan Korea Selatan selama Perang Korea. Taktik ini juga digunakan oleh Viet Cong selama Perang Vietnam. Kelompok teror terorganisir telah mengadopsi strategi karena efektivitasnya. Taliban dan Al Qaeda mengadopsi penggunaan taktik gerilya di Afghanistan untuk melawan pasukan koalisi. Kelompok pemberontak di Afrika Barat dan Tengah telah menyempurnakan seni dan terus menyerang pasukan dan angsuran pemerintah.