Apa itu Biomassa? Negara mana yang paling banyak membakar biomassa?

Sejak manusia memanfaatkan kekuatan api, ia bergantung padanya untuk memasak, tetap hangat, dan menyediakan energi untuk kegunaan lain. Melalui banyak bagian dari dunia ketiga, praktik tradisional pembakaran biomassa dan limbah untuk menghasilkan panas dan bentuk energi lainnya terus membantu memenuhi kebutuhan yang timbul dari kurangnya layanan energi modern yang andal. Meskipun daerah berpendapatan rendah mulai menggunakan bentuk energi yang lebih modern, biomassa dan limbah masih tetap menjadi sumber energi yang umum, dan menyumbang 14% dari output energi dunia.

Area di mana Biomassa dan Limbah Digunakan sebagai Sumber Energi Utama

Kayu, residu kehutanan, kotoran hewan, kotoran manusia, dan residu pertanian dalam bentuk limbah tanaman seperti tangkai dan sabut kelapa digunakan. Meskipun ini adalah sumber energi terbarukan, tungku yang digunakan untuk membakar bahan bakar ini adalah 'tungku batu tiga' yang tidak efisien. Kompor ini memiliki efisiensi energi hanya 10%, sehingga 90% dari pembakaran biomassa terbuang sia-sia. Sebagian besar biomassa digunakan sebagai sumber energi utama oleh orang-orang untuk pemanasan dan memasak, mulai dari 65% di Haiti, 72% di Kenya, 78% di Republik Demokratik Kongo, 81, 5% di Nigeria, 85% di Tanzania, 85% di Tanzania, hingga 89 % di Kenya dan Niger. Di semua negara, rumah tangga pedesaan lebih bergantung pada biomassa daripada daerah pinggiran kota dan perkotaan untuk memasak. Penggunaannya dalam rumah tangga pedesaan bervariasi di berbagai negara, dari 99% populasi di Ethiopia, hingga 95% di Mozambik. Sementara di perkotaan, biomassa digunakan oleh 84% populasi. Selain itu, 12% dan 6% dari biomassa digunakan untuk transportasi masing-masing di Haiti dan Nepal. Penggunaan industri biomassa untuk pemanasan lazim di Haiti (4%), Nepal (6%), Myanmar (20%) dan Sudan (20%). Ini biasanya industri skala kecil seperti pabrik gula, pabrik penggergajian, produksi batu bata, dan pengeringan tembakau. Pengguna biomassa lainnya adalah layanan komersial seperti restoran, dan pembuatan kue, serta seni dan kerajinan. Nepal juga menggunakan 1% kayunya dalam pertanian.

Konsekuensi Penggunaan Energi Biomassa yang Luas

Efek penggunaan biomassa berdampak pada kesejahteraan manusia dan lingkungan.

1. Masalah kesehatan

Membakar kayu dan limbah di dalam ruangan untuk memasak di kompor tradisional menghasilkan lebih banyak asap daripada panas. Penghirupan asap dalam jangka panjang berbahaya bagi kesehatan, menyebabkan penyakit paru-paru.

2. Masalah lingkungan

Orang-orang menebang pohon dengan cara yang tidak diatur, tanpa disertai dengan reboisasi untuk menggantikan hutan yang hilang, yang mengarah pada meluasnya deforestasi.

a) Deforestasi menyebabkan degradasi lahan, karena tanah yang telanjang menjadi sasaran erosi air dan angin. Terlebih lagi, semua 20 negara yang merupakan pengguna berat biomassa berada di daerah tropis. Dalam iklim tropis limbah biomassa diuraikan dengan cepat untuk membentuk bahan organik, karena suhu ideal dan lembab. Kondisi iklim yang ideal ini juga membantu tanaman untuk menumbuhkan pohon dengan cepat menggunakan unsur hara, sehingga sebagian besar unsur hara dalam sistem tropis terkunci di pohon dan tidak ada di tanah. Ketika pohon ditebang dan dihilangkan, nutrisi ini tidak lagi bersirkulasi dalam ekosistem itu, yang mengarah pada pemiskinan tanah.

b) Semua hutan merupakan penyerap karbon yang penting, dan mencegah perubahan iklim. Namun, hutan tropis yang tumbuh cepat sangat cocok untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Jadi hilangnya hutan tropis berkontribusi pada peningkatan kadar gas rumah kaca.

c) Pembakaran kayu dan limbah menyebabkan polusi dan meningkatkan emisi gas rumah kaca.

d) Deforestasi menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati flora dan fauna yang sangat bergantung pada hutan.

e) Kotoran hewan dan residu tanaman memiliki penggunaan alternatif sebagai pupuk untuk pertanian. Jadi ketergantungan yang besar pada limbah pertanian untuk energi, pada akhirnya menurunkan produktivitas pertanian, menambah kemiskinan.

Daerah Lain Tergantung pada Biomassa Tradisional untuk Bahan Bakar

Penggunaan biomassa tradisional sebagai bahan bakar adalah yang terkuat di Afrika, di mana ekstraksi kayu dari hutan dan sabana dipandang lebih sebagai bahan bakar daripada kayu. 15 dari 20 negara yang terdaftar sebagai pengguna berat biomassa berada di Afrika. Dua negara Amerika Tengah, Haiti (81%) dan Guatemala (62, 8%), dan tiga negara Asia, Nepal (80, 6%), Kamboja (66, 9%) dan Myanmar (65, 3%), juga sangat bergantung pada biomassa.

20 Negara Mengubah Limbah Dan Biomassa Menjadi Energi

PangkatNegaraBiomassa dan Limbah yang Mudah Terbakar sebagai Persentase Pasokan Energi
1Etiopia92, 9%
2DR Kongo92, 2%
3Tanzania85, 0%
4Nigeria81, 5%
5Haiti81.0%
6Nepal80, 6%
7Untuk pergi79, 9%
8Mozambik79, 8%
9Eritrea78, 2%
10Zambia76, 9%
11pantai Gading73, 6%
12Niger73, 2%
13Kenya72, 2%
14Kamboja66, 9%
15Myanmar65, 3%
16Kamerun65, 0%
17Sudan62, 9%
18Guatemala62, 8%
19Zimbabwe61, 8%
20Republik Kongo59, 2%