Apa Efek Keracunan Merkuri?

Bola lampu dan termometer air raksa jarang ditemukan di abad ke-21, tetapi mereka cukup umum dalam beberapa tahun terakhir. Termometer dan bola lampu ini sering pecah dan menumpahkan merkuri yang memiliki bahaya kesehatan yang parah. Ada juga contoh ketika merkuri digunakan dalam produksi beberapa obat-obatan. Keracunan merkuri disebabkan oleh paparan merkuri dan memiliki banyak efek pada tubuh, yang dimanifestasikan baik secara bertahap atau secara instan.

Efek Dan Gejala Keracunan Merkurius

Keracunan merkuri akut dapat menyebabkan kerusakan hati dan otak dan akhirnya menyebabkan kematian. Dimethylmercury adalah yang paling berbahaya dari semua senyawa berbasis merkuri, dengan tetes kecil pada kulit yang tertutupi tidak berakibat fatal. Banyak efek keracunan merkuri mirip dengan yang terkait dengan penyakit lain seperti pheochromocytoma. Beberapa gejala yang berhubungan dengan keracunan merkuri termasuk sensasi terbakar dan gatal di area yang terpapar. Beberapa orang juga dapat menunjukkan formikasi atau perasaan serangga merayap di bawah kulit. Gejala lainnya adalah perubahan warna pada pipi, jari kaki, dan ujung jari, serta peningkatan air liur yang tidak terkendali. Pengelupasan atau penumpahan kulit pada area yang terbuka merupakan tanda keracunan merkuri dari unsur merkuri. Keracunan merkuri yang ditularkan melalui udara dimanifestasikan melalui tremor, kehilangan memori, gangguan motorik, insomnia dan ketidakstabilan emosional. Berkeringat deras dan detak jantung yang cepat dan tidak normal adalah gejala lain yang terkait dengan keracunan merkuri. Beberapa gejala keracunan merkuri pada anak-anak termasuk kerontokan rambut secara tiba-tiba, sensitivitas cahaya, dan kelemahan otot.

Sumber Keracunan Merkurius

Keracunan merkuri pada manusia bisa dari menelan, menghirup atau menyentuh senyawa berbasis merkuri dan merkuri. Menyentuh merkuri dapat menyebabkan keracunan merkuri dan memicu banyak efek buruknya. Ikan adalah penyebab utama tertelannya merkuri. Sungai, danau, dan lautan di dunia tercemar hingga tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan beberapa racun yang mencemari habitat air ini adalah senyawa berbasis merkuri. Ikan yang hidup di badan air yang tercemar ini memiliki kadar merkuri yang tinggi dalam tubuhnya, yang meningkat ketika seseorang bergerak di atas rantai makanan akuatik karena bioakumulasi. Penyebab utama dari keracunan merkuri berasal dari emisi di pembangkit listrik tenaga batubara. Pembangkit listrik ini diperkirakan menghasilkan lebih dari 60% merkuri buatan global, dan lebih dari 50% merkuri atmosfer di dunia. Letusan gunung berapi adalah sumber alami utama merkuri atmosfer.

Pencegahan Keracunan Merkurius

Ada beberapa cara untuk mencegah keracunan merkuri pada individu. Yang jelas adalah penghapusan atau pengurangan paparan merkuri yang dapat dicapai dengan menghindari daerah yang diketahui memiliki polusi merkuri. Lain adalah penurunan konsumsi ikan yang bersumber dari perairan dengan toksisitas merkuri. Pemerintah datang dalam pencegahan keracunan merkuri dengan mengatur industri yang mengeluarkan senyawa berbasis merkuri seperti pertambangan emas dan pembangkit listrik tenaga batu bara, sambil menyadarkan masyarakat akan keberadaan merkuri dalam ikan, dan mencegah masyarakat untuk mengonsumsi ikan yang mengandung merkuri. Uni Eropa memimpin tindakan terhadap keracunan merkuri, setelah melarang ekspor merkuri pada bulan Maret 2010.

Tumpahan Merkurius

Dalam banyak kasus, keracunan merkuri terjadi setelah senyawa berbasis merkuri atau merkuri tumpah. Tindakan pertama dalam menangani tumpahan merkuri adalah identifikasi sumber tumpahan. Jika tumpahan merkuri, menutupinya dengan bubuk belerang sangat dianjurkan untuk membuat senyawa padat yang mudah dibersihkan dibandingkan dengan senyawa cair.