10 Negara Terburuk Untuk Meningkatkan Tanaman Biji-Bijian Sereal
Populasi dunia terus meningkat, demikian pula permintaan akan makanan dan hal-hal lain untuk dikonsumsi. Namun, terlepas dari beberapa upaya, di banyak bagian dunia, panen tanaman pangan yang dapat dimakan, termasuk sereal, masih sangat rendah. Singkatnya, ada beberapa negara di mana hasil panen sereal tidak dekat dengan permintaan pasar. Mari kita lihat negara-negara yang menghasilkan hasil panen sereal terendah per hektar dan faktor-faktor yang membatasi mereka untuk meningkatkan hasil panen mereka secara keseluruhan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Tanaman Sereal
Banyak negara di dunia menderita hasil panen sereal rendah karena ketersediaan lahan yang tidak memadai untuk penanaman. Terletak di pantai barat laut Afrika, Tanjung Verde adalah salah satu negara tersebut. Kepulauan vulkanik menghasilkan hasil panen sereal terendah di dunia. Negara ini juga mengalami curah hujan tahunan rata-rata 261 mm yang selanjutnya mempengaruhi hasil panen sereal. Siprus, sebuah negara Eropa yang terletak di Laut Mediterania bagian timur memiliki nasib yang sama. Ini menghasilkan 280 kilogram tanaman sereal per hektar karena curah hujan terbatas dan kurangnya ketersediaan air untuk irigasi tanaman. Botswana, negara yang terkurung daratan Afrika juga memiliki sedikit lahan subur (0, 7% dari luas daratan) karena menderita pola curah hujan yang tidak menentu. Tidak tersedianya cukup lahan subur dan air untuk bercocok tanam memengaruhi hasil panen sereal di negara-negara lain seperti Namibia di Afrika Barat Daya dan Niger di Afrika barat, di mana yang terakhir juga menderita akibat suhu tinggi dan metode pertanian yang ketinggalan zaman. Beberapa negara mengalami hasil panen sereal rendah bukan karena mereka tidak memiliki lahan subur yang cukup, tetapi karena petani tidak memanfaatkan lahan subur yang tersedia dengan benar. Fakta ini berlaku untuk Eritrea, sebuah negara Afrika Timur. Di Eritrea, hasil panen sereal hanya 626 kilogram per hektar meskipun ketersediaan sumber daya air yang melimpah dan lahan subur. Mirip dengan kasus Sao Tome dan Principe, sebuah negara di pulau Afrika di mana para petani menggunakan lebih dari 50% dari lahan subur untuk perkebunan kakao, dan di Vanuatu, sebuah negara pulau Pasifik di mana petani hanya menggunakan sebagian kecil dari lahan subur untuk pertanian. . Namun, negara-negara Afrika seperti Sudan dan Mozambik mengalami beberapa masalah unik. Di Sudan, persiapan tanah secara manual adalah halangan utama. Perang saudara dan akses terbatas ke input pertanian seperti traktor dan pupuk mempengaruhi hasil panen sereal di Mozambik
Potensi Tinggi Meningkatkan Hasil Tanaman Sereal
Dengan demikian, mudah untuk menyimpulkan bahwa ada potensi besar untuk meningkatkan hasil panen sereal di negara-negara di atas dengan menekankan pada pemanfaatan yang tepat dari lahan yang tersedia dan penggunaan teknik pertanian yang ditingkatkan. Beberapa di antaranya adalah aplikasi pupuk mineral, penanaman tanaman legum untuk fiksasi nitrogen di tanah, dan panen air hujan untuk mengatasi masalah curah hujan yang tidak memadai. Penting juga untuk menyediakan akses mudah ke traktor dan kebutuhan pertanian lainnya bagi para petani.
Negara-Negara Penghasil Hasil Tanaman Sereal Terendah Per Hektar
Pangkat | Negara | Kilogram Tanaman Sereal per Hektar |
---|---|---|
1 | Tanjung Verde | 36 kilogram |
2 | Siprus | 280 kilogram |
3 | Botswana | 398 kilogram |
4 | Namibia | 421 kilogram |
5 | Niger | 436 kilogram |
6 | Sao Tome dan Principe | 471 kilogram |
7 | Eritrea | 626 kilogram |
8 | Vanuatu | 662 kilogram |
9 | Sudan | 683 kilogram |
10 | Mozambik | 703 kilogram |